Seringkali kita
mendengar bahwa lensa dan kamera memiliki resolusi tinggi yang menjamin
kita mendapatkan hasil bidikan yang tajam. Sebenarnya istilah tajam
(sharp) dalam fotografi adalah suatu istilah yang keliru, tetapi karena hal tersebut sudah umum digunakan dalam dunia fotografi , jadi akhirnya menjadi hal yang umun untuk menjelaskan tingkat kejelasan rekaman detil. Berikut penjelasan ketajaman dalam fotografi dan hal - hal yang mempengaruhi ketajaman itu sendiri :
Ketajaman
Foto
dengan tampilan detil-detil obyek yang jelas biasanya dikatakan
sebagai gambar foto yang tajam (sharp). Ketajaman (sharpness) adalah
istilah umum yang digunakan untuk menyatakan kemampuan suatu alat atau
suatu gambar yang mampu mengungkapkan detil-detil gambar secara jelas,
atau makin kecil detil gambar yang bisa terekam, atau makin rapat garis
yang bisa digambarkan maka dikatakan makin tinggi ketajaman gambar
tersebut.
Sebenarnya
ketajaman merupakan masalah yang kompleks, karena tergantung pada
banyak faktor yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi..Hasil
rekaman dengan detil-detil yang jelas (dibilang : tajam)
sebenarnya tidak terjadi begitu saja, kita harus memperhatikan banyak
faktor, baik dari peralatan, kondisi yang dihadapi dan juga prosedur
kerja. Semua faktor ini saling mempengaruhi, kita harus mempelajarinya,
mengerti dan bertindak hati-hati untuk mendapatkan hasil bidikan yang
memuaskan.
Kualitas Lensa
Nah, ketajaman hasil gambar foto, terutama tergantung pada kemampuan daya pisah (resolving power)
lensa yang digunakan. Karena ketajaman maksimum hanya bisa didapat
dari kinerja (performance) maksimum lensa yang bersangkutan.
Kemampuan
daya pisah (resolving power) lensa, yang sekarang dikenal dengan
istilah resolusi, juga sangat tergantung pada resolusi sensor gambar
kamera, tetapi faktor utama yang menentukan ketajaman rekaman gambar
ditentukan oleh resolusi lensa yang digunakan.
Lensa
sangat menentukan kualitas gambar foto yang direkam, baik kualitas
tampilan warnanya, maupun kualitas kejelasan rekaman detil-detil
gambarnya. Kemampuan lensa dinilai pada kedua hal ini, kemampuan
mereproduksi warna-warna dan kemampuan menangkap detil-detil obyek
gambar foto.
Makin
baik kualitas tampilan warnanya dan makin baik kemampuan merekam
detil-detil obyek gambar, maka kualitas lensanya makin baik, dan pasti
makin mahal harganya.Tetapi belum tentu lensa yang mahal harganya mampu
memberikan kualitas tampilan warna dan kemampuan merekam detil sangat
baik. Pada lensa-lensa fotografi, harga tidak selalu sebanding dengan
kualitas atau kemampuan kerjanya.
Jelas
kita membutuhkan lensa-lensa dengan kinerja (performance) yang sangat
bagus untuk mendapatkan kualitas rekaman gambar maksimal. Jika lingkup
pekerjaan fotografi kita hanya dokumentasi berbagai acara keluarga,
seminar, laporan pengamatan dan perkembangan pekerjaan, membuat brosur
ukuran kecil atau proposi di website dan jaringan sosial di internet,
maka kita tidak perlu memiliki lensa-lensa dengan kemampuan kerja
(performance) kelas satu.
Tetapi,
jika kita bekerja dalam lingkup kerja profesional yang akan
membutuhkan foto-foto berukuran besar, misalnya untuk billboard, poster,
promosi pada majalah terkenal, membidik semua hal tentang kemewahan,
bekerja pada kondisi kecerahan terbatas atau kondisi medan kerja yang
berat, atau ingin mengikuti berbagai kompetisi fotografi, maka lensa
menjadi masalah besar, kita membutuhkan lensa yang mampu menghasilkan
kualitas gambar yang dibutuhkan.
Kesimpulannya, kualitas lensa kamera
sangat menentukan kualitas gambar yang akan kita peroleh, karena itu
memilih lensa yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan
terhadap kualitas akhir gambar foto yang diinginkan. Jika kita
menginginkan rekaman detil obyek gambar yang sejelas-jelasnya, maka
kita harus menggunakan lensa yang cukup tajam juga, dalam hal ini
resolusi optiknya cukup tinggi.
Sumber :
Mr. Makarios Soekojo
http://www.greenartistix.com/