KOMFOS Media - Media Informasi Tour Wisata, Budaya dan Komunitas Fotografer Bangka Belitung
Home » , » Sekilas Cerita Fotografi di Bangka Belitung ( bagian 1 )

Sekilas Cerita Fotografi di Bangka Belitung ( bagian 1 )

Written By Unknown on Sabtu, 28 Desember 2013 | 17.48

Sekilas Cerita Fotografi di Bangka Belitung ( bagian  1 ) - Berbeda dengan dahulu, ketika teknologi di bidang fotografi masih belum maju dibandingkan saat ini. Fotografi awalnya dipandang ekslusif karena segelintir orang saja yang punya dan menggunakan kamera. Harganya boleh jadi mahal saat itu. Selain itu, ilmu fotografi susah didapat, bahkan sekolahnya pun belum ada, terutama untuk daerah luar  ibukota, misalnya Bangka dan Belitung. Sehingga hanya kalangan terbatas yang punya akses pada alat perekam visual ini.  Akibatnya, jangan heran, kalau generasi-generasi dibawah tahun 70-an tak punya foto dokumentasi masa kecil. Atau kita bisa saja kesulitan mendapatkan foto kakek atau ayah kita yang masih bujangan dikarenakan memang tak ada fotonya. Paling banter, kita cuma dapat foto ketika mereka sudah tua renta. 


Padahal sejak dikembangkannya kamera 35mm Leica di tahun 1925, and flash bulbs (lampu flash pertama) antara 1927 and 1930, kita bisa saja berasumsi bahwa ada rentang masa yang cukup pada dasarnya, fotografi masuk ke Indonesia dan menjalar ke Bangka Belitung.


Sekilas Cerita Fotografi di Bangka BelitungSaya tak bilang bahwa ditahun 70-an, kamera tak ada di Bangka. Namun saya hendak mengetengahkan fakta bahwa, fotografi pada masa itu bukanlah hal yang lumrah dan awam. Ia jarang masuk ke kampung-kampung, karena bisa jadi satu kota, fotografernya cuma satu orang saja. Akibatnya yah itu tadi, kita tak terbiasa dengan fotografi dibandingkan dengan radio atau televisi.

Sejak zaman Belanda pun, antara sebelum tahun 1900 itu, fotografer Belanda sudah jeprat jepret kehidupan masyarakat penambang di sejumlah distrik Tambang di pulau Bangka dan pulau Belitung. Gambaran itu bisa kita lihat kembali pada duplikasi foto dokumentasi seperti portrait orang kampung di depan pondok, suasana distrik Sungailiat, Belinyu, Muntok dsb, portrait pejabat atau saudagar Cina, foto kawasan tambang terbuka lengkap dengan sakan dan para pekerja, sejumlah pekerja etnis Tiong Hoa yang sakit dan dirawat di rumah sakit Belanda, Foto gedung-gedung pemerintah, dan sebagainya. Foto-foto ini terambil tentu saja dimasa penjajahan kolonial Belanda. 


Kita pun mesti jauh berangkat ke negeri Belanda untuk dapat melihat foto dokumentasi itu. Yang masih tersimpan rapi di perpustakaan atau museum di negeri Kincir Angin ini. Foto-foto yang kita lihat di sejumlah tempat kini di pulau Bangka adalah duplikasinya. Saya belum tahu apakah pemerintah atau sejumlah orang punya foto dokumentasi yang asli, saya belum mendapatkan sumber yang sahih.


Setelah kita merdeka, lepas di tahun 1945, fotografi tetaplah objek yang langka.  Ia hanyalah milik segelintir orang, yang bisa jadi karena memilikinya dan punya ketrampilan untuk menggunakannya. Umum kita ketahui, saat itu kamera 35 mm yang kita kenal sekarang dengan Single Lens Reflect (SLR) Camera, masih dioperasikan secara manual. Tak bisa langsung jeprat jepret lalu lihat di monitor display. Ia tak digital seperti sekarang ini. (aksansanjaya)
Share this article :

Fotografer Portofolio

Read More on this category »

komunitas fotografer sungailiat bangka
Sungailiat Bangka
Prop. Bangka Belitung
Maulana Hp. 085268033776
email : komfosmedia@gmail.com
 
Support : KOMFOS Media @2014 Author :
Copyright © 2011. KOMFOS Media Bangka Belitung - All Rights Reserved
Admin : Waroeng Komfos Proudly powered by Blogger
Template Design by Creating Website Published by KOMFOS